top of page

Gangguan Jantung & Pembuluh Darah

Cardio trombo.jpg
Gangguan Jantung

Meski masuk dalam kategori penyakit tidak menular, Kementerian Kesehatan mencatat gangguan jantung sebagai penyebab utama kematian di Indonesia pada 2022 (Kementerian Kesehatan, 2022)1.

​

Bahkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018, menunjukkan adanya lonjakan jumlah kasus penyakit tersebut dari semula 0,5% di 2013, menjadi 1,5% pada 20182.

Apa itu gangguan jantung?

Gangguan jantung atau dikenal dengan istilah penyakit kardiovaskuler adalah sekelompok masalah kesehatan yang dialami jantung dan pembuluh darah3. Beberapa contohnya adalah:

  1. Penyakit jantung koroner

  2. Detak jantung tidak teratur

  3. Kelainan jantung bawaan lahir

  4. Penyakit katup jantung

  5. Pengerasan arteri

  6. Trombosis kardio

  7. Infeksi jantung baik oleh bakteri, virus, ataupun parasit.

Penyebab dan faktor risiko penyakit jantung

Gangguan kardiovaskuler sangat dipengaruhi oleh jenis penyakitnya. Misalnya, penyakit arteri koroner dapat menyebabkan aritmia. Sementara infeksi dan penyakit rematik bisa memicu risiko terjadinya gangguan katup jantung.

Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan Anda terkena gangguan kardiovaskuler meliputi4:

  1. Tekanan darah tinggi

  2. Kolesterol tinggi atau kekurangan kadar HDL

  3. Kebiasaan merokok

  4. Obesitas

  5. Fisik yang tidak aktif bergerak

  6. Diabetes

Gejala-gejala gangguan jantung?

Gejala penyakit jantung sangat bervariasi, namun beberapa ciri khasnya meliputi5:

  1. Timbul nyeri atau rasa tertekan di dada, yang mungkin mengindikasikan angina

  2. Rasa sakit pada lengan, bahu kiri, siku, rahang, atau punggung

  3. Sesak napas

  4. Mual dan kelelahan

  5. Pusing

  6. Keringat dingin

Gambaran kasus gangguan jantung di Indonesia

Kementerian Kesehatan mencatat angka kematian di Indonesia akibat penyakit kardiovaskuler mencapai 651.481 penduduk per tahun.

​

Ini terdiri dari 331.349 kematian disebabkan stroke, 245.343 kematian akibat penyakit jantung koroner, 50.620 kematian karena penyakit jantung hipertensi, dan sisanya dikarenakan penyakit kardiovaskuler lainnya6.

​

Belakangan, sakit jantung juga diketahui semakin banyak menyerang orang dewasa berusia kurang dari 40 tahun. Penyebab utamanya adalah gaya hidup yang tidak sehat. 

Mengobati penyakit jantung?

Langkah pengobatan bagi penderita sakit jantung sangat beragam. Beberapa metode yang umum dilakukan yakni:

​

Melakukan gaya hidup sehat

Mengubah pola makan menjadi lebih sehat, meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga, dan berhenti merokok dapat membantu menangani gejala gangguan jantung7. 

 

Obat-obatan8 

Beberapa jenis obat untuk membantu mengelola gejala penyakit jantung meliputi:

  1. Antikoagulan, juga dikenal sebagai pengencer darah

  2. Terapi antiplatelet, untuk mencegah penggumpalan darah

  3. Penghambat enzim pengubah angiotensin, untuk membuat pembuluh darah melebar

  4. Penghambat reseptor angiotensin II untuk mengontrol tekanan darah

  5. Beta-blocker untuk mengurangi denyut jantung dan menurunkan tekanan darah

  6. Obat penurun kolesterol

  7. Digitalis untuk meningkatkan kekuatan pemompaan jantung

​​

Prosedur atau operasi

Apabila setelah diberikan obat-obatan tidak ada perbaikan. Dokter dapat melakukan prosedur pembedahan tertentu untuk mengobati penyakit kardiovaskuler Anda. 

Trombosis Vena Dalam

Trombosis vena dalam (DVT) adalah masalah kesehatan serius yang disebabkan pembekuan darah di dalam tubuh. Bekuan darah adalah gumpalan darah yang semula berbentuk cair namun berubah menjadi padat.

​

Gangguan ini biasanya terjadi di paha atau tungkai kaki bagian bawah. Meski begitu, DVT juga bisa terjadi di area tubuh lainnya9.

 

DVT dapat berisiko fatal karena gumpalan darah di dalam vena dapat pecah dan berjalan melalui aliran darah sampai tersangkut di paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan bahkan kematian.

​

Penyebab dan Faktor Risiko Trombosis Vena Dalam10 

Dalam kondisi normal darah mengalir di dalam tubuh setiap saat. Ketika hal ini terkendala, maka ada pembekuan darah yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

  1. Cedera

  2. Pembedahan

  3. Tubuh tidak bergerak dalam waktu yang lama

  4. Obat-obatan tertentu, seperti pil KB, obat terapi, dan antidepresan

  5. Usia

  6. Riwayat penyakit yang sama di anggota keluarga lain

  7. Obesitas

​

Ciri-Ciri Trombosis Vena Dalam11 

Ada beberapa gejala yang khas dari gangguan trombosis vena dalam. Seperti nyeri pada betis di area tungkai yang terserang, pembengkakan kaki, rasa hangat di bagian kaki yang bengkak dan kulit menjadi merah atau berubah warna.

 

Apabila bekuan darah tersebut terlepas dan berjalan ke paru-paru, ini dapat menyumbat pembuluh darah di paru-paru atau emboli paru (pulmonary embolism). Kondisi tersebut akan menimbulkan beberapa gejala seperti:

  1. Napas menjadi lambat

  2. Sesak napas tiba-tiba

  3. Dada terasa nyeri, dan semakin sakit ketika menarik napas dalam-dalam

  4. Napas jadi terburu-buru

  5. Denyut jantung lebih cepat daripada biasanya

 

Mencegah Terjadi Trombosis Vena Dalam12 

Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat seperti berhenti merokok bisa membantu mencegah terjadinya thrombosis vena dalam. Namun demikian, menerapkan beberapa cara di bawah dapat membantu Anda terhindar dari penyakit ini.


Bergerak secara teratur

Rutin bergerak baik ketika sehat maupun sakit akan membantu menjaga kesehatan Anda. Saat harus terus berbaring karena sehabis operasi misalnya, cobalah untuk tetap bergerak meskipun hanya sedikit demi sedikit.

 

Gerakan tubuh yang rutin dan teratur akan bermanfaat untuk menstimulasi aliran darah dan mengurangi risiko pembekuan.

 

Menjaga berat badan

Obesitas adalah salah satu faktor risiko DVT. Berolahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi selama 150 menit setiap minggu, direkomendasikan agar tetap memiliki berat badan yang sehat.

​

Pengobatan trombosis vena dalam13 

Pada dasarnya tindakan pengobatan thrombosis vena dalam akan berfokus pada beberapa hal berikut:

  1. Menjaga agar gumpalan darah tidak semakin besar

  2. Mencegah bekuan darah pecah dan terlepas menuju paru-paru (emboli paru)

  3. Mengurangi risiko terulangnya DVT di kemudian hari

  4. Mencegah timbulnya risiko komplikasi yang lain

 

Obat-obatan

Heparin, warfarin, enoxaparin, dan DOAC adalah beberapa jenis obat yang bisa mencegah gumpalan darah, sekaligus mengurangi risiko terjadinya sumbatan paru-paru. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat pengencer darah seperti clopidogrel atau asetilsalisilat untuk mempersulit darah menggumpal dan mengurangi kemungkinan terjadinya lebih banyak gumpalan.

 

Jika obat-obatan tersebut tidak memberikan hasil yang diinginkan, dokter dapat menggunakan obat trombolitik yang berfungsi untuk memecah gumpalan darah.

Stoking kompresi

 

Apabila Anda termasuk golongan berisiko tinggi terkena DVT, ada baiknya untuk memakai stoking kompresi, guna mencegah pembengkakan dan menurunkan kemungkinan terjadinya pembekuan darah.

 

Pembedahan

Tindakan operasi dapat diberikan untuk mengangkat bekuan darah yang terdapat di lengan ataupun tungkai. Pilihan ini hanya bisa diterapkan apabila gumpalan darah telah berukuran sangat besar atau menyebabkan komplikasi serius.

​

ID-GEN-2023-03-JCYP (03/23)

bottom of page